Taman di Secret Garden Village |
Selepas dari Kintamani, saya dan Hafiz memutuskan untuk mengunjungi Secret Garden Village. Tanpa mengetahui banyak tentang tempat itu, atas rekomendasi dari teman kerja, kami akhirnya meluncur dari Kintamani ke arah Bedugul. Diperjalanan, saya sempat searching beberapa testimoni para bloger yang sudah sempat mengunjungi Secret Garden Village sebelumnya, dan kebanyakan review positif. Dengan bersemangat dan tanpa mengekspektasikan sesuatu yang berlebih, saya dan suami meluncur ke Bedugul. Dari materi yang saya baca sebelumnya, saya menangkap bahwa Secret Garden Village mengankat konsep "edu-vacation" untuk memberikan informasi dan wisata terkait beberapa produk perusahaan yang menaungi.
Dari Kintamani, kami menempuh perjalanan sekitar 1 jam 20 menit ke Bedugul. Cuaca sangat cerah dan terik, namun karena di Bali hujan lokal sering terjadi ( benar-benar kadang hanya 1 desa yang hujan, haha), kami siap dengan segala kondisi dan selalu membawa jas hujan dan sandal jepit. Sesampainya di Secret Garden Village, kami disambut pemandangan bangunan modern yang lebih tampak seperti hotel dari pada kebun (seperti saya bilang dari awal, kami tidak mengekspektasikan apapun), bangunan terlihat modern mayoritas cat putih dan nampak cukup rimbun dengan berbagai pohon. Sayangnya saya tidak sempat memotret bagian depan, karena terlalu bersemangat, kami segera meluncur dan disambut beberapa petugas yang mengarahkan kami ke loker tiket. Untuk masuk wisatawan domestik, setiap orang dewasa membayar tiket seharga RP 50.000,-. Untuk setiap tiketnya, kita akan mendapatkan voucher belanja Rp 25.000,- (Pelajaran bisnis pertama : orang kemungkinan besar akan belanja karena sayang dengan voucher Rp 25.000,- nya). Kamipun langsung ditawari untuk mengikuti tour atau melihat-lihat sendiri dan kami memutuskan untuk langsung ikut serta tour nya.
Tur pertama : Beauty Tour
Oemah Herborist |
Kami disambut oleh tour guide yang sangat ramah dan banyak bertanya (tempat asal, alasan liburan ke Bali, nama, kendaraan untuk berangkat, dan begitu banyak pertanyaan 😅) dan kami langsung di ajak ke museum dan mini pabrik kecantikan bernama Oemah Herborist . Saya baru tahu bahwa pemilik Secret Garden Village adalah pemilik produk kecantikan Herborist yang ternyata juga pemilik berbagai brand kecantikan lain seperti Iria, Secret Garden, nuface, Miranda dll. Untuk beauty tour ini kami mendapatkan banyak sekali informasi tentang sejarah dan cerita dibalik berbagai produk herborist, museum kecantikan disana juga menyimpan berbagai peralatan kecantikan dan bahan-bahan alami yang digunakan produk herborist. Poster-poster di setiap benda cukup informatif dan menarik sebenarnya, hanya saja disayangkan, untuk beauty tour ini secara personal saya merasa tour guide kurang informatif dan tidak menjelaskan dengan jelas, malah banyak bertanya hal-hal yang kurang relevan kepada kami. Meskipun begitu, bagi saya tur nya tetap menarik, apalagi ketika kami di ajak mengunjungi mini factory produk-produk herborist dan melihat proses produksinya. Setelah melihat mini factory kami di ajak ke mini theatre untuk melihat film pendek berdurasi 2 menit yang tentunya adalah iklan produk Secret Garden (berupa beauty lotion ^_^). Setelah melihat teater, kami di atarkan ke toko produk Herborist dan merek premium mereka, Secret Garden. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, karena mendapatkan voucher belanja, saya jadi tergiur untuk membeli produk-produknya, akhirnya saya kalap dan membeli 6 jenis produk (namanya juga wanita kan ya).
Tur kedua : Coffee Tour
Coffee Museum |
Tur kedua adalah Coffee Tour untuk produk Black Eye Coffee & Roastery. Kami kembali lagi dipertemukan dengan tour guide untuk tur tentang kopi ini. Pertama kami memasuki sebuah ruangan dengan berbagai jenis kopi (kalau tidka salah 7 jenis kopi yang berbeda dari berbagai wilayah di Indonesia). Tour guide kami menerangkan setiap jenis-jenis kopi baik Robusta maupun Arabica dari berbagai daerah di Indonesia (Sumatra, Flores, Bali, dll) dengan sangat terperinci. Dia juga menjelaskan proses pengolahan biji kopi dari penanaman sampai proses packaging. Terdapat hal menarik karena saya bis amengenali perbedaan warna dan bentuk biji-biji kopi (sebagai peminum kopi bohongan seperti kopi-kopi sachet, haha) dan perbedaan biji kopi yang bagus maupun yang jelek (defect). Saya lebih menyukai tur kopi ini, karena tour guide sangat informatif dan fokus pada penjelasannya, tanpa menanyakan hal-hal berlebih kepada kami. Ruangan kedua adalah ruang produksi (roasting dan packaging) kopi Black Eye Coffee & Roastery. Di tempat ini lah mereka memproduksi seluruh Black Eye Coffee & Roastery yang dipasarkan di area Bali. Kami bisa melihat mesin untuk roasting kopi dan proses pembungkusan manualnya. Setelah melihat proses produksi, kami diantar ke mini theatre untuk menonton film singkat (sekitar 4 menit) tentang kopi. Tentunya film tersebut untuk promosi Black Eye Coffee & Roastery, namun film singkatnya sangat menarik dan menghibur sekali ^_^. Kemudian kami di antarkan ke toko kopi, haha. Namun disini terdapat pelajaran bisnis menarik. Mereka menyediakan tester untuk setiap produk kopi mereka dan barista nya menerangkan kepada kami cara meminum kopi yang benar dan ciri khas rasa tiap-tiap kopi. Pertamakalinya bagi saya merasakan perbedaan setiap kopi Arabica dari tiap daerah, karena memang kopi Arabica akan berasa berbeda di setiap daerah dia tumbuh, karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan cuaca. Setelah merasakan berbagai jenis kopi, saya sempatkan membeli Cappucino, satu gelas Cappucino seharga sekitar Rp 50.000,-, cukup mahal tapi dengan pemandangan dan suasana di Secret Garden Village, itu sangat worthy.
Secret Garden Village (Courtesy : Google Image) |
Selain 2 tour tersebut, kami juga melihat-lihat berbagai tempat lain di sana, yang kebanyakan merupakan restoran dan taman. Taman dan restoran tertata sangat rapi dan hijau, sangat rileks berada disana. Saya merasa tiket masuk Rp 50.000,- sangat masuk akal dan worthy untuk dibeli. Setelah syik berfoto-foto dan melihat-lihat, kami segera bergegas ke restoran di tengah-tengah bangunan Secret Garden Village, karena memang lapar dan hujan mulai turun. Menu di restoran sangat beragam dan harganya bisa dibilang cukup mahal ( berkisar 80 - 300 ribuan). Saya pun memesan Nasi Bakar dan Hafiz memesan Nasi Campur Bali dan Es Daluman. Dengan 3 menu tersebut kami membayar sekitar Rp 200.000,-. Restoran sangat nyaman dengan pemandangan taman yang indah, terdapat tempat untuk charger dan makanan pun rasanya sangat lezat. Secara keseluruhan saya sangat menyukai konsep bisnis Secret Garden Village yang kreatif dan informatif. Saya merekomendasikan teman-teman untuk datang kesana belajar bisnis dan menikmati alam dan iklim bedugul serambi menyruput kopi yang nikmat. O iya, satu hal lain yang penting, terdapat fasilitas Mushola disana menjadi poin plus tambahan.
Jembatan di Secret Garden Village |
Mungkin sekian sharing tentang pengalaman jalan-jalan ke Secret Garden Village, semoga bermanfaat 😊.
Dita Anggraini
Bali, 26 Februari 2020
Comments
Post a Comment