Tim Australia Awards Short Course Renewable Energy Technology & Policies 2018 |
Australia Awards Indonesia yang merupakan program beasiswa dari Pemerintah Australia untuk masyarakat Indonesia bukan hanya memiliki Long Term Awards program untuk pendidikan master, namun juga memiliki program Short Term Awards untuk mengikuti pelatihan singkat dengan topik-topik tertentu. Pada tahun 2018, saya memiliki kesempatan untuk mengikuti program Short Course dalam bidang energi terbarukan bersama 20 peserta terpilih lain dari seluruh Indonesia (terutama dari Indonesia Timur). Program Short Course ini terdiri dari 3 fase dengan total durasi 8 bulan, yaitu :
- Precourse di Indonesia (kurang lebih 3 hari)
Kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Jeneponto |
Precourse untuk mempersiapkan keberangkatan ke Australia, disana kita mendapatkan informasi mengenai jadwal acara, universitas dan institusi tempat kita akan belajar, akomodasi, kultur budaya di Australia, dan yang paling penting bagaimana mempersiapkan proposal Awards Project nantinya. Selama masa tunggu keberangkatan, kita juga harus mulai menyusun proposal proyek yang akan kita lakukan sepulang dari Australia. Kita juga mulai proses apply untuk visa, health insurance, dan lain-lain. O iya, precourse dilaksanakan di Makassar dan kami juga melakukan kunjungan ke Kantor Bupati dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Jeneponto.
- Course di Australia (2 minggu)
Kunjungan ke QUT |
Selama course ini kita akan belajar dari berbagai institusi di Australia. Pada tahun saya, Griffith University adalah host university nya dimana mayoritas kegiatan selama acara berada di Griffith dan dibimbing langsung oleh tim dosen dari Griffith. Keberangkatan ke Australia dimulai dengan mengumpulkan seluruh peserta dari berbagai daerah di Jakarta, kemudian kita berangkat bersama-sama keesokan harinya. Sesampai di Australia pemberhentian pertama adalah Canberra, kita memiliki waktu Sabtu-Minggu untuk beristirahat dan mempersiapkan kegiatan kita pada hari Senin, pada waktu ini saya gunakan untuk berkeliling sekitar dan menjadi terbiasa dengan kondisi di Canberra. Karena saat itu sangat dingin dan udara begitu kering di Canberra, saya juga mencari pelembab wajah dan tubuh yang cocok untuk cuaca disana. Karena Canberra merupakan pusat pemerintahan, selama disana kami banyak mendapatkan kelas dari institusi pemerintahan dan perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, termasuk di dalamnya materi-materi tentang bisnis dan kebijakan pemerintah untuk mendorong perkembangan energi terbarukan di Canberra dan Australia. Di Canberra kelas dilaksanakan di hotel maupun Australian National University (ANU). Setelah di Canberra, kita pergi ke Brisbane dan disana kita menghabiskan waktu lebih banyak selama program berlangsung. Di Brisbane kita belajar di Griffith University seperti saat kuliah, jam 9 kelas dimulai hingga sore atau malam hari. Kita juga sering sekali melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi pengembangan energi terbarukan di sekitar Brisbane. Salah satu yang sangat mengesankan bagi saya adalah kunjungan ke Wind Farm yang ada di wilayah Tarago. Kunjungan tersebut sangat mengesankan bagi saya karena pertama kalinya saya merasakan angin yang sangat kencang dan melihat begitu banyak turbin angin raksasa yang menghasilkan listrik dalam skala besar.
Selain mengunjungi wind farm di Tarago, kami juga mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di Bromelton dan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Lake Wivenhoe. Dari kunjungan-kunjungan industri tersebut, selain belajar mengenai teknologi-teknologi energi terbarukan, saya terdecak kagum dengan kecanggihan teknologi dan perlengkapan Health and Safety yang sangat dijaga. Hal ini sedikit berbeda dengan di Indonesia yang masih kurang memperhatikan Health and Safety, tapi tentunya Indonesia terus meningkatkan sistem keselamatan kerjanya, dan kita harus optimis dalam melakukan perubahan. Di sela-sela berbagai kunjungan industri, di kampus kami harus terus bekerja dalam merancang Short Course Awards Project kami yang harus kami lakukan sepulang dari Australia. Kami juga mendapatkan mentorship intensif setiap hari dari pembimbing program untuk menggali lagi ide-ide dan rancangan proyek kami. Di akhir program selama di Brisbane, kami harus mempresentasikan final proposal untuk Short Course Awards Project yang nantinya akan dilakukan di Indonesia.
Selama di Brisbane pula kita diberikan kesempatan untuk mengunjungi Currumbin Wildlife Sanctuary, Surfers Paradise QLD, dan menyaksikan pertunjukan kuda spektakuler di Australian OUTBACK Spectacular (wah jalan-jalan ini nampaknya yang paling terkesan, hehe). Rangkaian jalan-jalan tersebut ditutup dengan shopping di pusat perbelanjaan di Harbour Town dan esok harinya kita akan terbang ke Sydney untuk bersiap-siap pulang.
Opera House |
Di Sydney kami mendapatkan waktu untuk menikmati kota selama satu hari dan saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Opera House. Di Sydney ini sangat banyak orang Asia daripada orang Barat itu sendiri, bahkan saya bertemu banyak orang Indonesia yang membuka restoran maupun bekerja di hotel di Sydney. Sebenarnya Sydney sangat cantik, namun di Sydney 2 jam sebelum keberangkatan ke Bandara, saya mendapatkan musibah yang cukup mengesalkan (namun mendewasakan ^_^). Karena kekurang hati-hatian saya ketika memanggang roti, toaster yang saya gunakan berasap dan menyalakan alarm darurat. Dalam jangka waktu kurang dari 5 menit, 2 truk pemadam kebakaran datang dan semua orang sangat panik, termasuk saya (rasanya jantung sudah copot). Karena tragedi ini saya dikenai denda untuk Fake Alarm Warning sebanyak AUS 1,800 atau senilai 18 juta rupiah. Saat itu saya sangat kebingungan untuk membayar denda tersebut namun teman-teman saya semuanya berhati begitu mulia dan melakukan pengumpulan dana untuk meringankan beban saya. Disitu saya sangat mensyukuri orang-orang baik disekitar saya yang baru saya kenal beberapa bulan tersebut, dan saya berjanji untuk menjadi orang yang lebih berhati-hati dan teliti.
Tarago Wind Farm |
Sesampainya di Indonesia, kami semua melakukan Short Course Awards Project di daerah kami masing-masing. Short Course Awards Project yang saya lakukan adalah instalasi 7.2 kWp solar system di Green School Bali, yang juga merupakan salah satu program kerja saya waktu itu. Untuk proyek di Green School Bali sendiri saya akan membuat post lain untuk itu.
- Post Course di Indonesia (3 hari)
3 bulan setelah program di Australia, kami bertemu kembali selama 3 hari di Bali bertempat di Padma Resort Legian untuk melaporkan dan mempresentasikan Short Course Awards Project kami. Berbeda dengan 2 sesi sebelumnya yang sangat intensif dan cukup serius, sesi kali ini lebih santai karena kami hanya bertugas untuk melaporkan hasil kerja kami. Di post course ini pula tim kami melakukan kunjungan ke tempat kerja saya di Green School Bali, dan saya mendapatkan kesempatan menunjukan hasil kerja saya secara langsung kepada Australia Awards. Ini adalah foto ketika saya mendapatkan sertifikat program ini (akhirnya setelah berbulan-bulan saat itu)
Penyerahan Sertifikat |
Mungkin saat ini cukup disini sharing tentang program Australia Awards Short Course nya, jika kalian tertarik dengan programnya informasi lengkap bisa dilihat di website Australia Awards Indonesia. Mereka punya berbagai program dengan topik yang beragam dan sangat menarik, apalagi fully funded. Kapan lagi kan ya fully funded untuk belajar ke Australia ^_^. Jika kalian ingin tahu lebih lanjut juga tentang pengalaman saya disana, please feel free to contact me by commenting this article.
Terimakasih banyak sudah membaca, semoga bermanfaat ^_^
Kereeen, luar biasa mbak. 👍
ReplyDelete